Senin, 12 September 2022

Misteri Susi ART Ferdy Sambo Menangis, Putri Candrawathi Panggil Brigadi...






Misteri Susi ART Ferdy Sambo Menangis, Putri Candrawathi Panggil Brigadir J Masuk Kamar


BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Satu lagi pengakuan Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR terkait peristiwa di Magelang terungkap.

Peristiwa itu terjadi sehari sebelum kejadian pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Bripka RR yang merupakan ajudan Ferdy Sambo, menyaksikan Susi menangis saat mereka berada di rumah Ferdy Sambo di Magelang.


Sementara itu sempat terjadi ketegangan antara Brigadir J dengan Kuat Maruf sopir Putri Candrawathi.

Kejadian itu diceritakan Bripka RR kepada kuasa hukumnya, Erman Umar.

Erman pun mengungkap peristiwa tersebut ke publik dalam tayangan di TV One, Senin (12/9/2022).


Erman menceritakan, Bripka Ricky Rizal mengaku tidak mencium indikasi atau mencurigai adanya dugaan pelecehan atau kekerasan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi oleh Brigadir J.

Peristiwa di Magelang yang diketahui dan dilihat langsung Bripka Ricky Rizal adalah adanya ketegangan antara Brigadir J dengan Kuat Maruf, sopir keluarga Sambo.

Bripka Ricky Rizal juga melihat Susi, asisten rumah tangga Ferdy Sambo menangis di lantai dua rumah.



Sementara Putri Candrawathi menurut Bripka Ricky Rizal, berbaring di kamarnya.


Bahkan menurut Bripka Ricky Rizal, Putri Candrawathi mencari Brigadir J, kala itu, yang dinilainya tidak mencirikan telah dilecehkan oleh Brigadir J.

Menurutnya yang memang menjadi misteri dalam peristiwa itu, adalah kenapa Susi menangis dan apa penyebabnya.

"Yang memang menjadi pertanyaan saat itu, apa penyebab Susi menangis. Bripka RR tidak tahu penyebabnya, padahal Ibu PC tidak menangis dan berbaring di kamarnya. Semuanya diam, soal Susi menangis ini, dan RR tidak tahu penyebab Susi menangis," kata Erman, dikutip dari Wartakotalive.com.



Erman mengatakan sebenarnya tugas Bripka RR sebagai ajudan khusus, utamanya menjaga dua anak FS di Magelang yang bersekolah di SMA Taruna Nusantara Magelang.

"Dimana mereka duduk di kelas I dan III. Namun saat pandemi dan sekolah online, Bripka RR juga tugas di Jakarta," kata Erman.

Karenanya kata dia saat sehari sebelum pulang ke Jakarta, yakni tanggal 7 Juli 2022, dimana ada kejadian di Magelang, Bripka RR sedang mengurus dua anak Sambo di Taruna Nusantara bersama Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.

Saat di Taruna Nusantara, kata Erman, Bripka RR diminta pulang oleh Putri Candrawathi.

"Dia dipanggil sama ibu PC, di suruh pulang ke rumah, panggilan saat itu lewat telepon kepada Richard," kata Erman.

Pada saat kembali ke rumah kata Erman, menurut Bripka RR di lantai 1 rumah, kosong.



"Saat Bripka RR naik ke atas, dia lihat Kuat dalam keadaan panik dan tegang. Dia tanya, ada apa pak Kuat. Pak Kuat jawab, 'Enggak itu tadi si Yosua, naik turun naik turun, saya tanya, dia lari ke bawah. Dia gak mau dengar saya. Kenapa itu anak,'. Itu jawaban Kuat," katanya,


"Saat itu kata Ricky, kondisi Susi menangis," ujar Erman.

Bripka RR menceritakan bahwa Brigadir J naik ke lantai 2 dan mencoba melihat keadaan Putri Candrawathi yang diduga sakit.

"Tapi dihalangi oleh Kuat dengan pakai pisau. Akhirnya Josua turun lagi ke bawah," katanya.



Kemudian kata Erman, Kuat mempersilakan Brigadir RR melihat kondisi Putri Candrawathi yang berbaring di dalam kamar di lantai 2 tersebut.

"Dia buka pintu kamar ibu, dan tanya. 'Ada apa Bu?'. Ibu tidak menjawab, tetapi malah bertanya. 'Joshua dimana?'," kata Erman.

Menurutnya setelah itu Bripka RR hendak turun ke lantai 1 untuk menemui Brigadir J.

Namun kata Erman, karena ada ketegangan antara Brigadir J dengan Kuat Maruf, Bripka RR berinisiatif menyembunyikan senjata api milik Brigadir J.

"Kemudian dia berinisiatif, yang mungkin diketahui juga sama Richard. Bagaimanapun Josua ada senjatanya. Ada pisau dan senapan panjang. Bripka RR berinisiatif dipindahin senjatanya ke kamar anaknya Sambo. Di kunci di kamar itu senjatanya. Karena Bripka RR khawatir ada apa-apa. Sebab sebelumnya kan ada ketegangan antara Brigadir J dengan Kuat," ujar Erman.



Tujuan Bripka RR melakukan itu, kata Erman, agar tidak ada kejadian yang tidak diinginkan jika terjadi pertengkaran kembali antara Brigadir J dengan Kuat.


"Kemudian Bripka RR turun ke bawah. Dia cari Joshua. Karena perintah ibu PC kan, tanya Joshua dimana?," kata Erman.


Bripka RR lalu bertemu Brigadir J dan menanyakan ada masalah apa dengan Kuat Maruf.

"Bripka RR tanya ke Josua, ada apa dan kenapa bersitegang dengan Kuat. Josua menjawab agak marah, 'Iya bang, saya gak ngerti itu kenapa Om Kuat, marah-marah ke saya'. begitu jawaban Josua," kata Erman.

Kemudian kata Erman, Bripka RR memberitahu Brigadir J, bahwa dirinya dicari dan dipanggil oleh Putri Candrawathi.



"Karena tadi kan Ibu tanya Josua dimana, maka Bripka RR berinisiatif memanggil Brigadir J. 'Kamu tadi ditanyain, Ibu' begitu kata Bripka RR ke Josua," kata Erman.

Kemudian Bripka RR dan Brigadir ke lantai atas. "Josua masuk ke kamar dan duduk di bawah, sementara Ibu PC tetap berbaring di kasur. RR tidak ikut masuk ke kamar," katanya.

Bripka RR, kata Erman menunggu di pintu dan agak berjarak. "Sehingga Bripka RR tidak mendengar pembicaraan Brigadir J dengan Putri Candrawathi," katanya.

Tak lama kata dia kemudian Brigadir J keluar kamar, dan bersama Bripka RR kembali turun ke lantai 1.

"Pada saat mereka turun, Bripka RR ikuti Josua, karena khawatir supaya jangan ada pertengkaran lagi dengan Kuat Maruf. Bripka RR antar sampai ke bawah. Dia sempat tanya Josua juga, ada apa lagi. Yang kedua ini jawaban Josua melunak, 'Udah bang, gak ada apa-apa bang'. Ini berbeda dengan pertama sebelum Josua bertemu Ibu," katanya.



Dari keterangan Bripka RR, kata Erman, kliennya sama sekali tidak melihat adanya dugaan pelecehan atau kekerasan seksual kepada Putri Candrawathi yang diduga menjadi motif pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.


"Jadi menurut RR, kejadian di Magelang tidak seperti yang dibayangkan. Dia tidak melihat dan tidak tahu adanya pelecehan ke Ibu," kata Erman.

Pengacara Minta Bripka Ricky Rizal Tak Dijadikan Tersangka

Pengacara Bripka Ricky Rizal, Erman Umar menyatakan kliennya seharusnya tak dijadikan tersangka.

Akan tetapi Bripka Ricky Rizal jadi saksi di kasus kematian Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

"Kalau menurut saya, sebenarnya klien saya pantasnya sebagai seorang saksi," kata Erman Umar kepada wartawan, Jumat (9/9/2022).

Erman Umar menuturkan bahwa kliennya tidak pernah tau menahu soal rencana penembakan Brigadir J.

Sebaliknya, kliennya malah sempat menyatakan menolak perintah Irjen Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

"Pertama dia tidak punya mens rea untuk disuruh. Tidak berani saya pak, kenapa dia tidak melapor keluar atau pergi melaporkan ke luar wah ini ada perbuatan," ungkap Erman.

Menurut Erman, Bripka Ricky Rizal juga mengaku kaget melihat Brigadir J dieksekusi di rumah dinas Ferdy Sambo.

Bripka Ricky Rizal berpikir bahwa Ferdy Sambo hanya akan mengklarifikasi kepada Brigadir J soal kejadian di Magelang.

"Dia kan belum sampai sejauh itu, ini dadakan. Dipanggil lagi Richard, mana ada waktu sementara dia juga goncang juga. Dan juga berpikir, tidak mungkinlah pasti diklarifikasi dulu," pungkasnya.

Bripka RR Cabut Keterangan Sebelumnya

Mantan ajudan Ferdy Sambo, Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR telah mencabut keterangan sebelumnya terkait kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Pengakuan baru Bripka RR ini berbeda dari keterangan sebelumnya yang ikut skenario atasannya, mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

Pengakuan Bripka RR ini menjadi poin penting bagi penyidik Tim Khusus (Timsus) Polri untuk mengusut kasus pembunuhan berencana menyeret 5 orang tersangka termasuk Bripka RR.

Meski telah mengubah pengakuannya, namun Bripka RR yang juga diancam hukuman mati, saat ini belum mengajukan dirinya sebagai justice collaborator (JC) sebagaimana telah diajukan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.

Berikut 10 poin kesaksian terbaru Bripka RR terkait kasus pembunuhan Brigadir J:

1. Bharada E dan Bripka RR ditelepon Putri Candrawathi agar pulang ke rumah Magelang.

2. Bripka RR tak tahu soal peristiwa dugaan pelecehan seksual.

3. Kuat menceritakan pada Bripka RR soal kejadian yang diklaim sebagai pelecehan seksual.

4. Kuat sempat mengancam Brigadir J menggunakan pisau.

5. Putri sempat menanyakan Brigadir J dan meminta dipanggilkan ke kamar.

6. Brigadir J dan Putri sempat bicara 4 mata kurang lebih selama 15 menit di Magelang.

7. Brigadir J enggan menceritakan masalahnya pada Bripka RR.

8. Bripka RR menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

9. Ferdy Sambo menanyakan peristiwa di Magelang.

10. Ferdy Sambo perintahkan Brigadir J jongkok di depannya sebelum eksekusi.

Kasus Pembunuhan Brigadir J

Brigadir Nofriansyah Josua Hutabarat (Brigadir J) tewas akibat luka tembak di rumah dinas Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta, pada 8 Juli 2022.

Timsus Polri sudah menetapkan 5 orang tersangka yakni Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka Ricky Rizal, Kuat Maruf dan Putri Candrawathi.

Sambo merupakan dalang yang memerintahkan Bharada Richard Eliezer (Bharada E) menembak Brigadir J.

Kejadian penembakan itu disaksikan dan dibantu oleh Bripka Rickry Rizal (Bripka RR) dan Kuat. Bekalangan, Putri juga terlibat dalam kejadian pembunuhan berencana tersebut.

Para tersangka dikenakan pasal pembunuhan berencana, yakni Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 juncto Pasal 56 KUHP.

Ancaman hukumannya antara lain pidana mati, penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun.

(Wartakotalive.com/Budi Sam Law Malau/Tribunnews.com/Igman Ibrahim/TribunnewsBogor.com)


https://youtu.be/gBfSN7j5Rls

0 komentar:

Posting Komentar